Pemerintah Kabupaten Dogiyai tengah menggalang sinergi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengutamakan pangan lokal dari hasil pertanian dan perkebunan daerah. Program MBG yang dibiayai dari APBN ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi optimal siswa, sekaligus memberdayakan produk lokal Dogiyai sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi daerah.
Bupati Dogiyai, Yudas Tebai, S.Pd, M.Si, bersama Wakil Bupati Yuliten Anouw, SE, menegaskan komitmen mereka dalam mempercepat implementasi MBG yang didukung oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. “Kami akan mengoptimalkan penggunaan bahan pangan lokal yang berasal dari kebun petani setempat. Bahan-bahan ini dipastikan bebas dari bahan kimia, sehingga memberikan asupan gizi yang seimbang dan aman untuk anak-anak,” ujarnya di halaman Gereja Paroki Santo Petrus Mauwa, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Jumat (7/3).
Penerapan menu berbasis pangan lokal Dogiyai tidak hanya mendukung pemenuhan gizi, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal yang telah diwariskan sejak lama. Untuk mencapai keberhasilan program, berbagai pihak akan dilibatkan, termasuk gereja, ibu-ibu PKK, yayasan pendidikan, dan praktisi pengolahan makanan bergizi. Peran serta mereka sangat krusial dalam memastikan setiap langkah program MBG berjalan dengan optimal.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Dogiyai juga mengintegrasikan peran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dalam pelaksanaan program ini. DP3AKB berkontribusi dalam mengkoordinasikan aspek-aspek kesejahteraan anak dan keluarga, memastikan bahwa MBG tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga mendukung program-program perlindungan anak dan peningkatan peran perempuan di masyarakat. Kolaborasi dengan DP3AKB memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam membangun generasi yang sehat dan berkualitas, sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemanfaatan pangan lokal.
Bupati Yudas Tebai menambahkan bahwa pengalaman masa lalu, seperti pengelolaan program PMTAS oleh guru-guru di sekolah, menjadi dasar yang kuat untuk menerapkan sistem MBG berbasis pangan lokal. “Kita akan bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk DP3AKB, untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan asupan gizi yang optimal serta dukungan dari keluarga yang sejahtera,” tambahnya.